Showing posts with label photoworks. Show all posts
Showing posts with label photoworks. Show all posts

Monday, June 1, 2015

How to Do Everything in [Digital] Photography 1

Keingintahuanku untuk belajar Fotografi, sama bobotnya dengan Belajar Arsitektur dan Seni.
Dari sebuah buku elektronik 'How to do everything with your Digital Camera, Dave Johnson, Osborne' , aku sarikan dasar-dasar fotografi, supaya aku tidak lupa, dan semoga bisa berguna untuk teman-teman.

How cameras take pictures.
Semua jenis kamera, mempunyai cara kerja yang sama; membuka shutter dalam waktu tertentu, membiarkan cahaya masuk. Cahaya ini bereaksi dengan sensitive photo-receptor (film atau chip komputer) dan image terekam.
The moment of exposure ; in modern 35mm SLR, microprocessor controlled sensors determine the exact amount needed to expose a picture at the moment you press the shutter release.
Hte lens automatically ajust the size of its opening to admit the correct amount of light, the mirror mechanism that usually lets you look through the view finder flips up and out the way, and the aperture opens for the programmed amount of time.

Monday, May 18, 2009

Rumah Pondok Labu - photograph re-touch for Landscape Design

Working as Illustrator for Pak Ferianto, an landscape designer and contractor, based at Gading Serpong.
this one is latest project, he held.
 
interested on my works, please send me an email, or contatc me at +62.813.1422.1861

Monday, May 4, 2009

Batavia's Old Building Details

From times ago, my curiousity about old building, drive me to come back and back again and trying understanding those old buildings deeper. but soon, i always astonished by the details and technic they use in this building.

This saturday journey, a came back to Museum Fatahillah, Jakarta again.
i start to take potograph on her. the facade, the doors, the windows, the floor, the ceilings, the lucarne(dorm windows on its attic). but soon i aware of these things, i am more surprised by their well designed product.
Those details are very honest and functional. without leaving its artistic.

the first sample is Fatahillah front facade window's


From its proportion, the windows it self is a giant window, which total height almost 5 meters. the ratio is 1(wide) to 3(height). The window frame divided to 4 equally, and each frame has window leafs.

The lower window leafs are openable, the outwards facing leafs are louver (krepyak), and the inward facing leafs consist of glass panels on wooden frame.
The upper part of the window leafs are fixed to windows frame.


those two photograph are the same leaf, but the position is the lower hinge ( left) and the upper one(right).
if we studied more details, the hinges it self is a piece of art. but not just aesthtetically beautiful but also 100% usefull.
here are the analysis of the window movement.

Window type 2

also located at Fatahillah Building at 2nd Floor level.
this window lay on the 2nd floor porch. the window panel itself are a solid wooden panel.
the hinges plug-ged and fixed with steel pin.





-->

Tuesday, April 7, 2009

314 tahun Gereja Sion

Asal nama Gereja SION adalah "De Nieuwe Portugeesche Buitenkerk" ( Gereja Portugis Baru diluar tembok kota), dinamakan demikian karena Gereja Sion terletak di luar tembok kota Betawi. Pendirinya ialah pengusaha Belanda di zaman VOC pada abad ke-17, bekerja sama dengan kalangan Gereja Protestan.

Persetujuan rencana proyek dilakukan tahun 1692 dengan arsitek Mr. Ewout Verhagen dari Rotterdam, seorang saudagar berkebangsaan Belanda.

Peletakkan batu pertama gedung ini terjadi pada tanggal 19 oktober 1693 sedangkan peresmian gedung gereja berlangsung 2 tahun kemudian yaitu tanggal 23 oktober 1695 dan pentahbisan diantar oleh Pdt. Theodorus Zas dalam kebaktian minggu.  Tahun 2009 ini sudah berumur 314 tahun.

Bangunan gereja terletak diatas sebidang tanah dengan luas 6.725 m².
Bentuk fisik bangunan persegi empat dengan ukuran 24 x 32 meter, pada bangunan belakang kemudian dibuat dari batu bata dengan kerangka ramuan kayu ebonite balok-balok besar, beratap genteng bermutu baik dan pondasi 10.000 tiang kayu "dolken" yaitu semacam pasak bumi mini, dari kayu tahan rayap .
Terletak di jalan Pangeran Jayakarta No.1 Jakarta (letaknya dipojok persimpangan lampu merah)

  
Beberapa detail luar bangunan yang saya dokumentasikan :
Lampu taman (6 buah dengan tiang penyangga setinggi 3m) dan lampu dinding (6 buah, sepasang pada tiap pintu masuk gereja dan ruang persiapan)

Kaca Jendela biru Laut, dengan motif Awan.

Pintu gereja tanpa dilengkapi handel, hanya gembok dari luar.
 
Detail pada bagian pojok bangunan, pada cornicenya dan pada ujung temboknya di chamfer.

Wednesday, April 1, 2009

Perjalanan ke Kota Cina lama Tangerang

13 Maret 2009. sebuah catatan perjalanan ke Kota Cina lama Tangerang, singgah ke Boen Tek Bio, Perumahan lama Tionghoa, dan Pinggir Cisadane

Kota Cina lama, Tangerang,
Daerah yang sampai saat ini masih menjadi pusat kawasan perdagangan kota tangerang.
dikenal dengan Pasar Lama.
Berlokasi di titik yang paling strategis dari sebuah kota untuk berdagang.
di samping pusat pemerintahan (kantor DPRD) dan selangkah dari Stasiun sebagai moda transportasi jarak jauhnya.
Memang Orang tionghoa selalu cerdas untuk memilih posisi.

Perjalananku kali ini sebenarnya ketidaksengajaan, tapi beruntung, saat itu aku menenteng senjata andalanku Lumix FZ18, untuk menangkap moment dan tempat-tempat yang cukup memuaskan mata & kameraku.

Klenteng Boen Tek Bio

(Boen=Sastra Tek=Kebajikan Bio=Tempat Ibadah)
.
sebuah klenteng yang berumur lebih dari 300 tahun sudah selayaknya menjadi situs sejarah tangerang,
Diperkirakan, Kelenteng Boen Tek Bio berdiri sekitar tahun 1684.
Pernah dipugar 1940,di masa itu, para penghuni perkampungan Petak Sembilan secara gotong-royong.
menurut sejarah di Tangerang ada Tiga kelenteng besar Dan Tua Yaitu; Boen Tek Bio,Boen San Bio,Boen Hay Bio yang juga menjadi penanda keberadaan tionghoa di Tangerang sejak tiga abad lalu.
menjadi persembayangan untuk Dewi Kwan Im dan dewa dewa lainnya, yang melayani semua umat Konghucu di tangerang dan sekitarnya.
Baca jugaSyair-syair yang ada di Boen Tek Bio (...)
Diluar Langit masih ada (buanjaaak) langit! (...)
atap klentenghalaman depan penuh lilin sembahyangbubungan dilengkapi dengan exhaustserambi belakang

Perumahan lama Tionghoa
Row-housing tua ini masih berderet di situ, dengan atap Pecinan-nya, kebanyakan menganut langgam Art Deco, dengan beberapa sentuhan khas etnis Tionghoa.
Terletak di tiga deret gang yaitu Gang Kalipasir, Gang Tengah (Cirarab), dan Gang Gula (Cilangkap).
atap row housing khas pecinan
konsol atap pun di hiasi dengan lukisan di plat yang dilapis enamel.. seperti kemahiran mereka meng coating keramik.

Art Deco bangett...
Pinggir Cisadane
aktivitas para pendayung perahu, beberapa mencoba peruntungannya dengan mengumpulkan sampah plastik dari kali, yang saat itu sedang pasang karena hujan kemarin. Mereka menjaring botol plastik, gelas plastik dan bungkus apapun yang berharga setelah dikumpulkan dan di timbang ke pengepul plastik dan loakan. Kadang mereka juga beruntung, menjaring ikan kecil yang terbawa arus.
para tukang perahu yang menjual jasa penyeberangan kali cisadaneselain sebagai tukang " ferry ", mereka kadang juga menjaring sampah plastik yang hanyuttak hanya truk yang punya gandengan, perahupun juga digandeng
"nuhun mang.." ucap ibu itu, sambil mengulurkan uang 3ribu buat sekali nyebrang..

Monday, February 16, 2009

Ford Maverick 1970's


a sport-styled compact car sold in North America during the 1970s
Despite being one of Ford Motor Company's most successful cars, the Maverick/Comet has not reached the popularity of the Mustang, and is still overlooked by most classic car enthusiasts. As they grow in age and rarity, the cars have been making a resurgence in popularity.
Manufacturer Ford Motor Company
Production 1970-1977 (U.S.)
1973-1979 (Brazil)
Predecessor Ford Falcon (North American)
Successor Ford Fairmont
Ford Tempo
Ford Contour
Engine(s) 170 cu in (2.8 L) Thriftpower Six
200 cu in (3.3 L) Thriftpower Six
250 cu in (4.1 L) Thriftpower Six
302 cu in (4.9 L) V8
Wheelbase 103 in (2616 mm)


Hunting sendirian jumat ini, lewat depan rumah pak Rudi, di bilangan Pejaten.. ada proyek baru rupanya.. ford maverick 1973.
Duh garangnya... menurutku ini saingan mustang. yah tentu, masih dibawahnya.. ya tapi oke lah, buat sportscar look...
pengen re-build.. satu saja.. tapi kok katanya mahal banget ya.. ngehidupin satu mobil mangkrak kayak gini bisa 20an juta..

sementara foto-foto dulu aja deh...